Implementasi Teori Kebutuhan Bertingkat Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Darussalam Balongbendo Sidoarjo
Keywords:
Kebutuhan siswa, pembelajaran PAI, Psikologi Humanistik MaslowAbstract
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam kurikulum di Sekolah Dasar. Namun, seringkali siswa mengalami kendala dalam memotivasi diri dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Fenomena rendahnya semangat belajar siswa dalam pembelajaran PAI juga kerap terjadi di MI Darussalam Balongbendo Sidoarjo. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya strategi yang efektif guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu teori yang dapat digunakan adalah Teori Kebutuhan Bertingkat Maslow. Rumusan masalah pada penelitian adalah, 1) Bagaimana analisis pemenuhan kebutuhan siswa dalam pembelajaran PAI di MI Darussalam Balongbendo Sidoarjo? 2) Apa saja upaya untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran PAI dan mendeskripsikan upaya untuk memenuhi kebutuhan siswa agar bisa meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran PAI. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus di MI Darussalam. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah mengunpulkan dan memilah data kemudian menganalisis serta membuat kesimpulan dari data yang didapat di lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Tidak semua kebutuhan terpenuhi dengan baik, sehingga motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI di MI Darussalam masih rendah. Pada kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi dengan baik, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan cinta dan keberadaan (sosial) terpenuhi sebagian, kebutuhan akan penghargaan terpenuhi tapi kurang maksimal, kebutuhan akan aktualisasi diri belum terpenuhi 2) Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang belum terpenuhi adalah a) Menciptakan kelas bebas bulliying. b) Mengadakan program intensif BTQ. c) Menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk menumbuhkan kerjasama yang bagus dan interaksi sosial yang baik. d) Mengadakan program pengembangan bakat. Guru PAI mengadakan panggung kreasi pada pembelajaran PAI yang dilakukan setia satu bulan sekali. Adapun upaya dari sekolah yaitu menyiapkan program tahfidzul Qur’an. Selain itu, sekolah juga menyediakan wadah untuk mengembangkan potensi siswa dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler seperti seni Qiro’atul Qur’an, seni lukis kaligrafi, dan lain-lain.
Downloads
References
Arbayah, Model Pembelajaran Humanistik, Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan, (2013).
Baharuddin dan Makin, Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan Aplikasi Praksis dalam Dunia Pendidikan (2nd ed.). Ar-Ruzz Media, 2017.
Creswell, John W. Research Design: qualitatve, quantitative, and mixed methods approuches, (Los Angeles: Sage), 251.
Hendro Setiawan, Manusia Utuh, 48.
Insani Farah Dina. “Teori Belajar Humanistik Abraham Maslow dan Carl Rogers Serta Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan,Vol. 8 No. 2 (2019): 209–30.
Moeloeng, Lexy (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rita L. Atkinson dan Richard C. Atkinson, Pengantar Psikologi, (Jakarta: erlangga, 1982), 54
Sanusi, U. Pembelajaran dengan Pendekatan Humanistik (Penelitian pada Mts Negeri Model Cigugur Kuningan), Taklim, 2013, 355.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D): Afabeta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Evi Dian Sari, Juli Amaliya Nasucha
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.