BUDAYA PANGGUNG UNTUK YANG BERMASALAH: REFLEKSI ATAS RENDAHNYA CANCEL CULTURE DI INDONESIA

Authors

  • Vania Jasmine Aisha Universitas Negeri Jakarta

Keywords:

Budaya Panggung, Cancel culture, Literasi Digital

Abstract

Cancel culture sebagai mekanisme koreksi sosial di ruang digital Indonesia cenderung bersifat performatif dan tidak transformatif. Berbeda dengan tren global yang menggunakannya sebagai alat kontrol sosial terhadap pelanggaran etis, di Indonesia fenomena ini lebih sering menjadi "budaya panggung" yang memviralkan pelaku pelanggaran alih-alih memberikan sanksi berkelanjutan. Penelitian kualitatif berbasis studi literatur ini mengungkap bahwa rendahnya literasi digital khususnya dalam berpikir kritis, pemahaman algoritma, dan kesadaran etis menyebabkan cancel culture berkembang sebagai reaksi emosional jangka pendek, bukan sebagai instrumen perubahan sosial. Dominasi echo chamber dan logika viralitas memperkuat polarisasi, sementara figur publik yang "dibatalkan" justru sering kembali mendapatkan panggung. Analisis menunjukkan bahwa efektivitas cancel culture terhambat oleh tiga faktor: (1) budaya hiburan yang mengutamakan sensasi atas substansi, (2) ketiadaan kerangka etika komunikasi digital, dan (3) peran media arus utama yang memanfaatkan kontroversi untuk rating. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan keadilan restoratif dan penguatan literasi digital multidimensi agar ruang publik digital dapat berfungsi sebagai medium deliberasi, bukan sekadar panggung spektakel moral.

References

Anisti, Sidarta, V., Imran, M., & Syatir. (2024). TANTANGAN LITERASI DIGITAL GENERASI Z : KAJIAN SISTEMATIC. Media Bahasa, Sastra, Dan Budaya Wahana, 30(2), 152–161.

Budi, J. A. P., & Muadz. (2025). REPRESENTASI DAMPAK CYBERBULLYING PADA KORBAN DALAM FILM BUDI PEKERTI (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES). KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1).

Djamzuri, M. I., & Mulyana, A. P. (2024). Cancel Culture di Era Media Baru : Analisis Komunikasi Atas Implikasi Sosial dalam Kasus Overclaim Skincare. Jurnal Nuansa Akademik, 9(2), 523–534.

Fadilah, N. N. (2024). FENOMENA CANCEL CULTURE DI PLATFORM “ X ”: PENGHAKIMAN PUBLIK DALAM RUANG DIGITAL. Journal ComSosMed, 01(02), 28–35.

Izzatul, N., Nadia, F. S., Dian, A. M. Q., Zafira, W. A., Ika, A. Z., & Putri, S. E. (2025). The Morphological Transformation of Indonesian: Impacts of Social Media and Globalization. TOFEDU: The Future of Education Journal, 4(5), 1506–1513.

Khairunniza, L. D. E., Maftuh, B., & Setiadi, E. M. (2023). MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA FENOMENA CANCEL CULTURE DAN PEMBENTUKKAN KETERAMPILAN RESOLUSI KONFLIK DALAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( MEDIA SOSIAL SEBAGAI ARENA KONFLIK ) Dinamika sosial di Indonesia pada era digital menghadirkan berbagai perubahan y. Kolaborasi Resolusi Konflik, 5, 137–150.

Revalina, A. (2025). PERUBAHAN NORMA ETIKA DALAM HUBUNGAN SOSIAL DI PLATFORM MEDIA SOSIAL. Jurnal Komunikasi, 3(6), 223–231.

Syapriani, I., Putriana, D., Aula, R. P., Sembiring, G. S., Aulia, V., & Khoiria, S. (2025). Strategi Komunikasi Pengguna Media Sosial Dalam Mengelola Bahasa, Etika, Dan Resistansi Sosial Di Ruang Komentar Platform Digital X(Twitter). Jurnal Penelitian Nusantara, 1(6), 360–368.

Downloads

Published

2025-06-24