NIEUW VICTORIA: TRANSFORMASI SIMBOL KOLONIAL MENJADI PILAR EDUKASI SEJARAH

Authors

  • Asrar Ernas Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Pattimura, Maluku, Indonesia
  • Yosua Rahanubun Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Pattimura, Maluku, Indonesia
  • Johan Pattiasina Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Pattimura, Maluku, Indonesia

Keywords:

Benteng Nieuw, Benteng Kolonial, Edukasi Sejarah

Abstract

Benteng Nieuw Victoria di Ambon merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah  masyarakat Maluku, mulai dari masa penjajahan hingga kemerdekaan. Lebih dari sekadar bangunan tua, benteng ini menjadi simbol kekuasaan kolonial namun pada sisi lain menjadi pengingat atas berbagai peristiwa penting yang dialami oleh masyarakat Maluku di Pulau Ambon. Sebagai jejak dan bukti sejarah, pengetahuan masyarakat tentang sejarah benteng ini sangatlah minim. Hal ini diperparah oleh status benteng yang telah beralih fungsi menjadi markas militer yang tidak dapat dimasuki oleh masyarakat sipil tanpa izin. Berdasarkan hal dimaksud maka masalah dalam penulisan ini adalah: bagaimana proses transformasi makna Benteng Nieuw Victoria dari simbol penindasan kolonial menjadi sarana edukasi sejarah? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode gabungan antara studi literatur dan penelitian lapangan untuk menelaah potensi Benteng Nieuw Victoria sebagai media edukasi sejarah. Dengan pendekatan partisipatif dan inklusif, serta pelestarian yang berkelanjutan, benteng ini dinilai mampu memperkuat identitas masyarakat Ambon dan menjadi pilar edukasi sejarah di Maluku

References

Ashworth, G. J., Graham, B., & Tunbridge, J. E. (2007). Pluralising Pasts: Heritage, Identity and Place in Multicultural Societies. Pluto Press

Berliana, D. A., & Agustyowati, R. (2023). Jejak Kolonialisme dalam Arsitektur Benteng Nieuw Victoria di Kota Ambon. Jurnal Sejarah dan Budaya, 15(1), 45–59

BPK Wilayah XX. (2024). Laporan Akhir Pemetaan Digital Situs Benteng Nieuw Victoria. Ambon: Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX

Fajar, B. (2010). Arsitektur Kolonial sebagai Alat Hegemoni: Studi Benteng di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Arsitektur Tropis, 7(2), 88–96

Giaccardi, E. (Ed.). (2012). Heritage and Social Media: Understanding Heritage in a Participatory Culture. Routledge

Harrison, R. (2013). Heritage: Critical Approaches. Routledge.

Januardi, A., Superman, S., & Nur, S. (2024). Integrasi Nilai-Nilai Tradisi Masyarakat Sambas dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 4(2), 794–805. https://doi.org/10.53299/jppi.v4i2.604

McCarthy, C. (2020). Digital Storytelling and the Transformation of Cultural Heritage. International Journal of Heritage Studies, 26(6), 553–570.

Nas, P. J. M. (2011). Book Review: Cities Full of Symbols: A Theory of Urban Space and Culture. Space and Culture, 20(1), 118–119. https://doi.org/10.1177/1206331213494040 Smith, L. (2006). Uses of Heritage. Routledge

Sugiyono, (2016). (2012). Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan ke-24. CV. Alfabeta. Bandung. In Data Kualitatif

Syahruddin Mansyur. (2008). Sumberdaya Arkeologi, Pengelolaan, Wisata Benteng, Pariwisata Berkelanjutan. 1

Wakim, M. (2014). Sejarah Benteng Victoria: Cikal Bakal Kota Ambon. Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon, 1.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/wpcontent/uploads/sites/13/2014/08/Silakan-download-untuk-membacasejarah-benteng-Victroia-di-Kota-Ambon.pdf

Widodo, J. (2020). Kontekstualisasi Sejarah Lokal dalam Pelestarian Budaya. Jurnal Warisan Budaya, 10(3), 213–228

Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Downloads

Published

2025-11-18