TOXIC MASKULINITAS DAN KRISIS EKOLOGI: STUDI EKOFEMINIS DI KAWASAN HUTAN ADAT PAPUA

Authors

  • Muhammad Masduki Ali Choer Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Keywords:

Ekofeminisme, Papua, Toxic Maskulinitas

Abstract

Krisis ekologi di Papua tidak dapat di lepaskan dari persoalan struktural yang berakar pada patriarki, kapitalisme dan dominasi maskulinitas dalam pengambilan keputusan terhadap sumber daya alam. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekofeminis untuk mengkaji bagaimana toxic maskulinitas berkontribusi terhadap eksploitasi hutan adat dan ekslusi perempuan adat dalam ruang-ruang ekologis dan politik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomonologi, data dikumpulkan melalui wawancara semi struktur dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur patriarkial tidak hanya memerginalkan perempuan dalam sistem adat, akan tetapi berperan aktif dalam kerusakan lingkungan melalui legitimasi ekonomi dan politik negara. Perempuan adat mengalami dampak ganda baik secara ekologis maupun sosial, sehingga mereka menjadi kelompok yang paling rentan dalam krisis ekologi. Maka ekofemnisme hadir sebagai pendekatan kritis untuk membongkar logika dominasi dan menawarkan relasi yang lebih adil manusia dengan alam dan laki-laki dengan perempuan.

References

Abdillah, Junaidi. 2014. “DEKONSTRUKSI TAFSIR ANTROPOSENTRISME: Telaah Ayat-Ayat Berwawasan Lingkungan.” Kalam 8 (1): 65. https://doi.org/10.24042/klm.v8i1.168.

Amirullah. 2015. “Krisis Ekologi: Problematika Sains Modern [Ecological Crisis: Problems of Modern Science].” Lentera 17 (1): 1–21.

Asmarani, Ni Nyoman Oktaria. 2018. “Ekofeminisme dalam Antroposen : Relevankah ?” Balairung: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia 1 (1): 127–43. https://philpapers.org/rec/ASMEDA.

Asroni, Ahmad. 2022. “Etika Lingkungan Dalam Perspektif Islam.” Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains 4 (1): 54–59. https://ejournal.uin-suka.ac.id/saintek/kiiis/article/view/3266.

Ayunda, Rahmi. 2021. “Dampak Rill Implementasi Status Otonomi Khusus Di Provinsi Papua, Indonesia: Kajian Hukum Perspektif Good Governance.” Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) 7 (1): 387. https://doi.org/10.23887/jkh.v7i1.31765.

Effendy, Revana Giara. 2023. “Analisis Otonomi Khusus Papua Dalam Perspektif Orang Asli Papua.” Binamulia Hukum 12 (2): 309–22. https://doi.org/10.37893/jbh.v12i2.436.

Elliott, Kathleen. 2018. “Challenging toxic masculinity in schools and society.” On the Horizon 26 (1): 17–22. https://doi.org/10.1108/OTH-11-2017-0088.

Haganta, Karunia, Firas Arrasy, dan Siamrotul Ayu Masruroh. 2022. “Manusia, terlalu (Banyak) manusia: Kontroversi Childfree di tengah Alasan Agama, Sains, dan Krisis Ekologi.” Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains 4:309–20.

Lakonawa, P. 2023. “Cara pandang hierarkis dan logika dominasi sebagai akar penyebab ketidakadilan gender dan kerusakan alam: Sebuah kritik teologi ekofeminis Kristen.” KURIOS. https://sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios/article/view/979.

Latupeirissa, Jonathan Jacob Paul, I Putu Darma Wijaya, dan I Made Yuda Suryawan. 2021. “Problematika Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus kepada Daerah Papua dan Papua Barat dengan Perspektif Kebijakan Publik.” Sawala : Jurnal Administrasi Negara 9 (2): 168–78. https://doi.org/10.30656/sawala.v9i2.3496.

Lukman, Agus. 2018. “Kajian Kebijakan Sumberdaya Alam Berbasis Pada Ekologi Politik.” The Indonesian Journal of Public Administration (IJPA) 4 (2): 1–11. https://doi.org/10.52447/ijpa.v4i2.1290.

Manoby, Worry Mambusy, Mia Siscawati, dan Kurniawati Hastuti Dewi. 2023. “Papua Special Autonomy in Engagement With Gender, Generations and Deforestation: Insight From Feminist Political Ecology.” Jurnal Bina Praja 15 (2): 431–42. https://doi.org/10.21787/jbp.15.2023.431-442.

Mello, Jurnal, dan Ronaldo Novelindo Solang. 2023. “Ekoteologi Sebagai Pembebasan Gereja Masa Kini Dari Paham Antroposentrisme.” Jurnal Mahasiswa Kristen 4 (2): 37–50. https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/mello/index.

Mello, Jurnal, dan Risno Tampilang. 2023. “Dualisme Ekosentrisme dan Antroposentrisme: Sebuah Implikasi Teologis Kejadian 1-3 dan Respon terhadap Gerekan Ekofeminis dalam Melihat Tindakan Eksploitasi Lingkungan.” Jurnal Mahasiswa Kristen 4 (2): 18–36. https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/mello/index.

Munir, M. Ied Al. 2023. “Corak Paradigma Etika Lingkungan: Antroposentrisme, Biosentrisme dan Ekosentrisme.” JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan 9 (1): 19. https://doi.org/10.24235/jy.v9i1.10000.

Pane, Dewi Nurmasari, Miftah EL Fikri, dan Husni Muharram Ritonga. 2018. “Hukum Yang Berkeadilan Bagi Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.” Journal of Chemical Information and Modeling 53 (9): 1689–99.

Pattiasina, S M O. 2022. “Cuci Negeri: Ekofeminis Dalam Sentralitas Ritual Pembersihan Negeri di Soya, Maluku.” SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan …. https://sophia.iakn-toraja.ac.id/index.php/ojsdatasophia/article/view/120.

Permatasari, R Y A, dan G A Siswadi. 2022. “Ekofeminisme di Indonesia: Sebuah Kajian Reflektif atas Peran Perempuan Terhadap Lingkungan.” Purwadita: Jurnal Agama dan …. researchgate.net. https://www.researchgate.net/profile/Rr-Yudiswara-Permatasari/publication/362995908_Ekofeminisme_di_Indonesia_Sebuah_Kajian_Reflektif_atas_Peran_Perempuan_Terhadap_Lingkungan/links/6309bb711ddd44702110305c/Ekofeminisme-di-Indonesia-Sebuah-Kajian-Reflektif.

Rahmadi, Arif. 2022. “Urgensi Penetapan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Terkait Kebijakan Pelayanan Pertanahan Di Papua.” Tunas Agraria 5 (1): 17–32. https://doi.org/10.31292/jta.v5i1.170.

Ramli, A, N Kencana, dan M Melinda. 2023. “‘Green Aisyiyah’: Praksis Ekofeminis Gerakan Aisyiyah dalam Mengatasi Perubahan Iklim di Indonesia.” Jurnal Pemerintahan Dan …. https://ejournal.uigm.ac.id/index.php/PDP/article/view/2205.

Saito, Kohei. 2023. Marx in the Anthropocene. Marx in the Anthropocene. https://doi.org/10.1017/9781108933544.

Sompa, Andi Tenri, Arif Rahman Hakim, dan Dinar Adistiyani. 2022. “LINGKUNGAN” 7 (April): 200–205.

Subagiya, B. 2024. “Etika pelestarian alam: Konsep Environmental Ethics in Islam dan Eecofeminism Ethics dalam memandang alam.” Islamic Literature: Journal of Islamic Civilisations. https://journal.melek.id/index.php/iljic/article/view/105.

Subkhi Mahmasani. 2020. “View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk” 22 (2): 274–82.

Suharyo, Suharyo Suharyo. 2019. “Perlindungan Hukum Pertanahan Adat Di Papua Dalam Negara Kesejahteraan.” Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 8 (3): 461. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v8i3.330.

Ulifia, Evi Fita. 2022. “Ecofeminism from a Catholic perspective.” Smaratungga: Jurnal of Education and Buddhist Studies 2 (1): 45–56. https://doi.org/10.53417/sjebs.v2i1.67.

Vandito, Revo Linggar, dan Artanti Paramesti. 2024. “Partisipasi Politik Masyarakat Adat Dalam Konflik Agraria Di Papua : Studi Kasus Partisipasi Suku Awyu Melawan Pt Megakarya Jaya Raya Dan Pt Kartika Cipta Pratama Political Participation Of Indigenous Communities In The Papua Agrarian Conflict : Case Stud” 17 (02): 91–106.

Wasil, Wasil, dan Muizudin Muizudin. 2023. “Ekoteologi dalam Menyikapi Krisis Ekologi di Indonesia Perspektif Seyyed Hossein Nasr.” Refleksi 22 (1): 179–202. https://doi.org/10.15408/ref.v22i1.31403.

Warren, Karen J. (ed.), Ecological Feminism. London and New York: Routledge,1994._____________. “The Power and the Promise of Ecological Feminism,”Environmental Ethics12, 2:125-146.

Downloads

Published

2025-11-28