PEMETAAN POTENSI KEKERINGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (GIS) UNTUK MENENTUKAN SISTEM PERTANIAN DI KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA
Keywords:
Kekeringan, SIG, Sistem PertanianAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi kekeringan di Kabupaten Samosir dan menentukan sistem pertanian yang sesuai berdasarkan kondisi biofisik wilayah. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan mengolah tiga parameter utama, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Data ketiga parameter tersebut diklasifikasikan dan dioverlay untuk menghasilkan peta zonasi potensi kekeringan. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga tingkat kerawanan, yaitu sangat rawan, rawan, dan tidak rawan kekeringan. Zona sangat rawan dan rawan umumnya berada di kawasan perbukitan tengah dan barat yang memiliki curah hujan rendah, lereng curam, serta tanah bertekstur kasar sehingga daya simpan air sangat terbatas. Zona kerawanan sedang tersebar pada wilayah dengan curah hujan menengah dan topografi yang tidak terlalu terjal. Sementara itu, zona tidak rawan berada di wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, tanah subur, dan kemiringan landai. Berdasarkan hasil zonasi, rekomendasi sistem pertanian disusun mengacu pada teori Widodo (2014). Zona sangat rawan–rawan direkomendasikan untuk sistem ladang dan tegal pekarangan, zona sedang untuk sistem ladang campuran dan tegal pekarangan intensif, sedangkan zona tidak rawan cocok untuk sistem sawah dan perkebunan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perencanaan pertanian adaptif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan meminimalkan dampak kekeringan di Kabupaten Samosir
References
Badan Informasi Geospasial. (2021). Peta dasar dan informasi geospasial tematik Indonesia. BIG Press. https://www.big.go.id
Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2020). Definisi dan klasifikasi bencana di Indonesia. BNPB. https://bnpb.go.id
Fauzi, M., Hadi, H., Agustina, S., & Subhani, A. (2021). Pemetaan sebaran daerah rawan kekeringan untuk menentukan sistem pertanian di Kabupaten Lombok Tengah. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 5(1), 144–153. http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/gdk
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2023). Pedoman teknis pertanian lahan kering. Kementan RI.
Komputer, T. (2015). Pengantar sistem informasi geografis. PT Elex Media Komputindo.
Prahasta, E. (2002). Sistem informasi geografis: Konsep-konsep dasar. Informatika.
Prahasta, E. (2014). Analisis spasial menggunakan SIG. Informatika.
Ramli, S. (2010). Manajemen bencana. PT Grasindo.
Renaldi, D., Boceng, A., & Syarif, M. M. (2023). Analisis kekeringan pertanian menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Amali Kabupaten Bone. Jurnal AGrotekMAS, 4(3), 363–373.
Sutanto. (2004). Pengantar sistem informasi geografis. Gadjah Mada University Press.
Widodo, W. D. (2014). Sistem Pertanian; Dasar-Dasar Budi Daya Tanaman. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
BNPB. (2020). Laporan Tahunan Penanggulangan Bencana di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
IPCC. (2021). Perubahan Iklim 2021: Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Fisik. Kontribusi Kelompok Kerja I untuk Laporan Penilaian Keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim. Cambridge University Press.
Prahasta, E. (2014). Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Informatika.
Silalahi, D. (2019). Kajian Kerentanan Kekeringan di Kawasan Danau Toba. Universitas Sumatera Utara Press.
Widodo, S. (2014). Dasar-Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan. Andi Offset
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Widya Ningsih, Joey Athana Sembiring, Anas Fela Naibaho, M. Ridha Syafi’I Damanaik, Elsa Kardiana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.










