IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN KEMIRINGAN LERENG DI KECAMATAN SIBOLANGIT

Authors

  • Sahala Fransiskus Marbun Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
  • Jessica Anastasya Waruwu Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
  • Joel Ersikapna Sinulingga Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan
  • Ruth Putri Purba Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan

Keywords:

kemiringan lereng, DEMNAS, pemetaan

Abstract

Kecamatan Sibolangit merupakan wilayah dengan kondisi fisiografi yang kompleks, berada di zona transisi antara dataran rendah dan Pegunungan Bukit Barisan, sehingga memiliki potensi kerawanan geologi yang tinggi, terutama terhadap bencana tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan tingkat kemiringan lereng di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, menggunakan pendekatan geospasial melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). Data utama yang digunakan adalah Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) dengan resolusi spasial 8,25 meter yang diunduh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8 dengan fungsi Slope untuk menghitung kemiringan lereng dalam satuan persen (%). Hasil perhitungan kemudian diklasifikasikan ke dalam lima kelas lereng: Datar (0–8%), Landai (8–15%), Agak Curam (15–25%), Curam (25–45%), dan Sangat Curam (>45%). Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Sibolangit didominasi oleh kelas lereng Curam hingga Sangat Curam (>25%), yang menempati hampir dua pertiga dari total luas area. Distribusi spasial kemiringan lereng menunjukkan pola peningkatan kecuraman dari utara (datar/landai) menuju selatan dan barat daya (curam/sangat curam), yang selaras dengan keberadaan rangkaian Pegunungan Bukit Barisan. Wilayah datar dan landai terkonsentrasi di bagian utara dan sepanjang lembah sungai, digunakan untuk permukiman dan pertanian. Sebaliknya, wilayah curam hingga sangat curam di bagian selatan dan barat daya memiliki potensi tinggi terhadap erosi dan pergerakan massa tanah (longsor), menjadikannya lebih sesuai untuk fungsi konservasi. Peta tematik kemiringan lereng yang dihasilkan menjadi informasi spasial dasar yang akurat untuk perencanaan tata ruang wilayah, zonasi kerentanan bencana, dan upaya mitigasi di Kecamatan Sibolangit.

References

Badan Informasi Geospasial (BIG). (2018). Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS). Cibinong: Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, Badan Informasi Geospasial. Diakses dari https://tanahair.indonesia.go.id

Geo Services. (2022). Portal Data Geospasial Indonesia (Ina-Geoportal). Badan Informasi Geospasial. Diakses dari https://geoservices.big.go.id

Horn, B. K. P. (1981). Hill Shading and the Reflectance Map. Proceedings of the IEEE, 69(1), 14–47.

https://doi.org/10.1109/PROC.1981.11918

Lillesand, T. M., Kiefer, R. W., & Chipman, J. W. (2015). Remote Sensing and Image Interpretation (7th ed.). New York: John Wiley & Sons.

Purwadhi, F. S. H. (2019). Pengantar Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan dan Analisis Spasial. Bandung: ITB Press.

SciTePress. (2020). Slope Classification and Landslide Susceptibility Assessment using GIS-Based Modelling. Proceedings of the International Conference on Geospatial Technologies.

Suharyadi, S., & Rachman, A. (2021). Analisis Kemiringan Lereng Menggunakan Data DEMNAS di Wilayah Pegunungan Dieng. Jurnal Geomatika, 27(2), 45–56.

https://doi.org/10.24895/jig.2021.27-2.456

Wahyudi, D., & Prasetyo, B. (2020). Pemetaan Zona Kerentanan Longsor Menggunakan Data DEMNAS dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Geografi, 12(1), 23–35.

Zevenbergen, L. W., & Thorne, C. R. (1987). Quantitative Analysis of Land Surface Topography. Earth Surface Processes and Landforms, 12(1), 47–56.

https://doi.org/10.1002/esp.3290120107

Downloads

Published

2025-11-19