CARA MEMAHAMI MAKIYYAH DAN MADANIYYAH
Keywords:
makiyyah, madaniyyahAbstract
Turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur mencerminkan makna-makna khusus yang terkandung di dalamnya. Proses periodesasi wahyu ini sangat berkaitan dengan perjalanan dakwah Rasulullah SAW di kota Makkah dan Madinah selama lebih dari 23 tahun. Artikel ini akan mengkaji dan menganalisis salah satu alat analisis dalam penafsiran Al-Qur’an, yaitu signifikansi konsep makiyyah dan madaniyyah. Melalui tulisan ini, penulis ingin menunjukkan bahwa kajian ulum al-Qur’an tidak hanya terbatas pada wilayah normatif dengan pendekatan yang cenderung stagnan, melainkan kajian tersebut berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan konteks sejarah dan sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) yang menggunakan metode deskriptif analitis. Melalui signifikansi makiyyah dan madaniyyah, kita dapat melihat bahwa Al-Qur’an menerapkan hukum-hukum secara bertahap, sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat yang dihadapi oleh Rasulullah SAW. Sebagai contoh, hukum mengenai khamr (arak), yang pada awalnya dalam ayat-ayat makiyyah tidak disebutkan secara tegas larangannya. Namun, pada ayat-ayat madaniyyah, pengharaman khamr dijelaskan secara tegas.
Downloads
References
Abdullah Ahmed, (1994)., Dekonstruksi. Yogyakarta: LKIS.
Abdul Jalal, Ulumul Qur’an, (1998)., Surabaya: Dunia Ilmu.
Abad Badruzaman, “Model Pembacaan Baru Konsep Makiyyah Dan Madaniyyah”, Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 10, No.1 2015:55, DOI: 10.21274/Epis.2015.10.1.53-76.
Andy hadiyanto. Makiyyah-madaniyyah: upaya rekonstruksi peristiwa pewahyuan, vol;. vI no. I januari 2011.
Jalaluddin rahmad, dkk, belajar mudah ‘ulum al-Quran, editor, sukardi KD (2002)., jakarta, lentera basritama.
M. Al-A’zami, Sejarah Teks Al-Qur’an Dari Wahyu Sampai Kompilasi, Terj. Sohirinsolihin, Dkk. (2005)., Jakarta:Grema Insani Pers.
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj. Mudzakir As. (2012)., Bogor: Pustaka Literi Antarnusa.
Muhammad Maksum, “Penerapan Hukum Secara Gradual Melalui Konsep Makiyyah Dan Madaniyyah”, Hikmah: Journal Of Islamic Stidies 14,No. 1, 2018
Moh. Muhtador, ‘Teologi Persuasif: Sebuah Tafsir Relasi Umat Beragama “, Fikrah: Jurnal Ilmu-Aqidah Dan Studi Keagamaan 4, No. 2, 2016: H, 190, DOI:Htpp://Dx.Doi.Org/10.21043/Fikrah.V4i2.1513.
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Cet Ii. (2011)., Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Quraish Shahih, Dkk, Sejarah Dan Ulumul Qur’an, Cet.III (2001)., Jakarta: Pustaka Firdaus.
Sa’ad abdul wahid, studi ulang ilmu al-Qur’an dan ilmu tafsir, (2011)., Yogyakarta: suara muhammadiyah.
Shafiyurrahman Al-Mubarakfusi, Sirah Nabawiyyah, Terj. Kathur Suhardi. (2007)., Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Shubhi Al-Shalih, Mababis Fi ‘Ulum Al-Qur’an, (1972)., Beirut: Dar Al-Tlmi Li Al-Malayin.
Sibawaihi, hermeneutika al-Qur’an fazlur rahman, (2007)., Yogyakarta:jalasutra.
Syeikh manna’ al Qathtan “studi ilmu-ilmu al-Qur’an terj. Ainur rofiq, Cet 10, (2014)., Jakarta, pustaka al kautsar.
Usman, Ulumul Qur’an, (2009)., Yokyakarta: Teras.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Nur Hidayah, Anisa Maulidya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.