Paradigma Post-Positivisme dalam Komunikasi Antarpribadi Keluarga: Revitalisasi Peran Orang Tua sebagai Agen Pembentuk Karakter Anak di Era Digital

Authors

  • Bahrul Jamil Universitas Tjut Nyak Dhien

Keywords:

Komunikasi antarpribadi, post-positivisme, teori pertukaran sosial

Abstract

Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, memainkan peran krusial dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia—mulai dari sandang-pangan-papan hingga aktualisasi diri—sekaligus menjadi fondasi pembentukan karakter dan resiliensi anak. Namun, dinamika modern seperti tekanan ekonomi, kesibukan profesional, dan derasnya arus globalisasi menggerus kedekatan komunikasi antarpribadi antara orang tua dan anak. Padahal, komunikasi yang efektif dalam keluarga tidak hanya bertujuan untuk bertukar informasi, tetapi juga membangun kepercayaan, menghargai keunikan individu, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kritis dan kreatif anak. Kajian ini menganalisis kompleksitas komunikasi antarpribadi dalam keluarga melalui integrasi teori-teori komunikasi seperti social penetration, social exchange, dan affection exchange theory, serta paradigma filosofis positivisme dan post-positivisme. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendekatan positivisme yang linear dan mekanistik tidak cukup menggambarkan dinamika komunikasi keluarga yang multidimensional. Sebaliknya, perspektif post-positivisme yang holistik—dengan mengakui peran nilai subjektif, konstruksi makna, dan konteks sosial—menawarkan kerangka yang lebih relevan untuk memahami interaksi keluarga di tengah tantangan global. Komunikasi dialogis, keakraban, dan resolusi konflik berbasis empati menjadi kunci dalam mempertahankan fungsi edukatif dan emosional keluarga. Kajian ini merekomendasikan revitalisasi peran keluarga melalui strategi komunikasi yang mengintegrasikan teori dan praktik, seperti peningkatan keterampilan self-disclosure, penguatan emotional contagion, serta adaptasi terhadap nilai-nilai kultural yang relevan. Dengan demikian, keluarga tidak hanya menjadi benteng moral, tetapi juga wadah pengembangan generasi yang adaptif dan berkarakter di era digital.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfazri, M., & Syahputra, J. (2024). Literasi digital dan etika komunikasi dalam konteks media sosial. Jurnal Syiar-Syiar, 4(2).

Al-Zuhaili, W. (2003). Al-Tafsir Al-Munir fi Al-‘Aqidah wa Al-Syari’ah wa Al-Manhaj (2nd ed., Vol. 1). Dar Al-Fikr.

Ardianto, E., & Q-Anees, B. (2011). Filsafat ilmu komunikasi (3rd ed.). Simbiosa Rekatama Media.

Budyatna, M. (2015). Teori-teori mengenai komunikasi antarpribadi (Edisi Pertama). Kencana Prenada Media Group.

Budyatna, M., & Ganiem, L. M. (2012). Teori komunikasi antarpribadi (2nd ed.). Kencana Prenada Media Group.

Bungin, B. (2012). Sosiologi komunikasi (Edisi Pertama). Kencana Prenada Media Group.

Effendy, O. U. (2007). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi (3rd ed.). Citra Aditya Bakti.

Floyd, K., Judd, J., & Hesse, C. (2005). Affection exchange theory. Dalam Encyclopedia of human relationships. Sage Publications.

Mulyana, D. (2001). Ilmu komunikasi: Suatu pengantar (2nd ed.). Remaja Rosdakarya.

Pearson, J. C., & Nelson, P. E. (1979). Understanding and sharing: An introduction to speech communication. Wm. C. Brown.

Rakhmat, J. (2000). Psikologi komunikasi (3rd ed.). Remaja Rosdakarya.

Downloads

Published

2025-03-20

Issue

Section

Articles

How to Cite

Paradigma Post-Positivisme dalam Komunikasi Antarpribadi Keluarga: Revitalisasi Peran Orang Tua sebagai Agen Pembentuk Karakter Anak di Era Digital. (2025). Jurnal Intelek Insan Cendikia, 2(3), 5301-5311. https://jicnusantara.com/index.php/jiic/article/view/2808