MENGGALI BATASAN RASIONALITAS

Implikasi pemikiran David Hume dalam kehidupan modern

Authors

  • Tirta Alim Wiliam Diaz Tirta Aqidah dan Filsafat Islam, Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
  • Suwandari Suwandari Aqidah dan Filsafat Islam, Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
  • Muhamad Arzet Aqidah dan Filsafat Islam, Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
  • M. Fikri Ramadhan Aqidah dan Filsafat Islam, Ushuluddin dan Studi Agama, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Keywords:

keterbatasan akal budi, kausalitas, rasionalitas

Abstract

Pemikiran David Hume tentang keterbatasan akal budi dalam menentukan kebenaran dan pengambilan keputusan moral tetap relevan hingga saat ini, terutama di tengah perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Kritik Hume menunjukkan bahwa manusia tidak sepenuhnya dapat mengandalkan rasionalitas untuk memahami kebenaran objektif karena keputusan-keputusan moral sering kali dipengaruhi oleh emosi, kebiasaan, dan persepsi subjektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian literatur dengan metode analisis kritis terhadap karya-karya Hume serta interpretasi kontemporer dalam bidang neuroscience, ekonomi perilaku, dan teknologi. Pembahasan menunjukkan bahwa pengambilan keputusan manusia—baik dalam konteks moral maupun ilmiah—memiliki batas-batas yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh logika rasional. Hal ini sejalan dengan penemuan modern yang mendukung peran emosi dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa kritik Hume terhadap rasionalitas murni mengajak kita untuk mempertimbangkan integrasi antara aspek rasional dan emosional dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern. Penelitian ini mengusulkan agar perkembangan teknologi, khususnya dalam kecerdasan buatan, turut memperhatikan dimensi manusiawi yang tidak bisa diabaikan untuk menciptakan sistem yang lebih bijaksana dan inklusif.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amilin, Amilin. 2020. “Pengaruh Hoaks Politik Dalam Era Post-Truth Terhadap Ketahanan Nasional Dan Dampaknya Pada Kelangsungan Pembangunan Nasional.” Jurnal Lemhannas RI 7 (3): 5–11. https://doi.org/10.55960/jlri.v7i3.73.

Babtista, Thomas Rosario, Rengga Nata Pratama, and Cindy Gupita Sari. 2024. “Pengalaman Empiris Sebagai Sumber Dan Pertimbangan Moral Manusia Pada Society 5.0 Dalam Perspektif Moralitas David Hume.” Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora 12 (1): 89–103. https://doi.org/10.24071/ret.v12i1.7490.

Descartes, René. 2016. “Meditations on First Philosophy.” Seven Masterpieces of Philosophy, 63–108. https://doi.org/10.1017/cbo9780511894695.169.

Dreher, John H. 2017. “Hume, Newton and Malebranche on Causation.” Open Journal of Philosophy 07 (03): 329–52. https://doi.org/10.4236/ojpp.2017.73018.

“FILSAFAT_EMPIRISME_david_hume.” n.d.

Hume, David. 2016. “An Enquiry Concerning Human Understanding.” Seven Masterpieces of Philosophy, 183–276. https://doi.org/10.1093/oseo/instance.00046350.

Jena, Yeremias. 2018. “Menyoal Perasaan Sebagai Dasar Tindakan Moral Menyoal Perasaan Sebagai Dasar Tindakan Moral,” no. July 2015.

Kapeliushnikov, Rostislav. 2015. “Behavioral Economics and the ‘New’ Paternalism1.” Russian Journal of Economics 1 (1): 81–107. https://doi.org/10.1016/j.ruje.2015.05.004.

Mardiah, Mardiah, Syaifuddin Sabda, and Ani Cahyadi. 2022. “Analisis Relevansi Neurosains Dengan Pembelajaran Dan Kesehatan Spiritual.” Journal on Education 4 (4): 1489–1510. https://doi.org/10.31004/joe.v5i4.2197.

Marsigit. 2010. “Modul Filsafat Ilmu,” no. September.

Mohammad Muslih. 2016. Filsafat Ilmu:Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan.

Nasrullah, Dede. 2019. Teori Etika. Keperawatan Keluarga.

Pessimistic, Neither, and N O R Optimistic. 2006. 1 . The Double Ambivalence of Human Nature.

R. Dougherty, Edward, and Michael L. Bittner. 2010. “Causality, Randomness, Intelligibility, and the Epistemology of the Cell.” Current Genomics 11 (4): 221–37. https://doi.org/10.2174/138920210791233072.

Saumantri, Theguh. 2022. “Metafisika Empirik Dalam Pemikiran David Hume.” Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam 7 (2): 231–44. https://doi.org/10.15575/jaqfi.v7i2.20180.

Sobur, H A Kadir, Fakultas Ushuluddin, and Iain Sts. 2015. “LOGIKA PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN” XIV (2): 387–414.

Sugden, Robert. 2021. “A Response to Six Comments on The Community of Advantage.” Journal of Economic Methodology 28 (4): 419–30. https://doi.org/10.1080/1350178X.2021.1994634.

Suyudi, M, and Wahyu Hanafi Putra. 2020. “Kritik Nalar Kausalitas Dan Pengetahuan David Hume.” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan 15 (02): 201–14. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i02.569.

Zhang, Wen Ran. 2024. “Global Realism with Bipolar Strings: From Bell Test to Real-World Causal-Logical Quantum Gravity and Brain-Universe Similarity for Entangled Machine Thinking and Imagination.” Information (Switzerland) 15 (8): 1–40. https://doi.org/10.3390/info15080456.

Published

2024-10-31

How to Cite

Tirta, T. A. W. D., Suwandari, S., Muhamad Arzet, & M. Fikri Ramadhan. (2024). MENGGALI BATASAN RASIONALITAS: Implikasi pemikiran David Hume dalam kehidupan modern. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1(8), 4463–4471. Retrieved from https://jicnusantara.com/index.php/jiic/article/view/1304

Similar Articles

<< < 1 2 

You may also start an advanced similarity search for this article.